Gumpalannews.com, JAKARTA – Pesta olahraga dunia, Olimpiade Paris, Prancis, tahun 2024, akan menjadi penentu mampu tidaknya target “trisakti” Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) Rosan Perkasa Roeslani terwujud.
Ketika pertama kali terpilih sebagai orang nomor satu pada induk organisasi cabang olahraga angkat besi di Tanah Air itu, Rosan mencanangkan tiga target utama yaitu mencetak juara dunia, merebut medali emas Asian Games dan Olimpiade.
Demi terwujudnya target Rosan pun melakukan sentuhan-sentuhan yang signifikan dalam pembinaan atlet angkat besi. Bukan saja menjalankan pembinaan jangka panjang melalui pemusatan latihan nasional namun juga membenahi kebiasaan pola makan, asupan gizi dan penerapan disiplin para lifter.
Hasilnya, dua dari tiga target sudah mampu diwujudkan Rosan yang kini memimpin PB PABSI untuk masa jabatan periode kedua sejak terpilih tahun 2015. Juara dunia berhasil digapai melalui prestasi lifter Rahmat Erwin Abdullah dengan hiasan rekor dunia pada Kejuaraan Dunia Angkat Besi "IWF World Championships 2023" di Prince Riyadh, Arab Saudi.
Kemudian emas Asian Games diraih lewat angkatan luar biasa dari Eko Yuli Irawan tahun 2018 di Jakarta dan Rahmat Erwin Abdullah pada Asian Games 2022 Hangzhou, China.
“Saya berharap di Paris nanti target merebut emas olimpiade mampu terwujud. Kita sudah mampu meloloskan tiga lifter ke Paris. Kita pun sudah menyiapkan para lifter sebaik mungkin. Semoga angkat besi akan berhasil menyumbang emas setelah selama enam olimpiade mampu mengamankan raihan medali Indonesia di Olimpiade,” kata Rosan Perkasa Roeslani saat ditemui di Jakarta, Rabu (15/05/2024).
Pada Olimpiade 2024 Paris nanti, Indonesia telah meloloskan 3 atlet melalui babak kualifikasi yaitu Eko Yuli Irawan di kelas 61 kg, Rizki Juniansyah (73 kg) dan Nurul Akmal (81 kg). Bagi Eko ini merupakan olimpiade kelima dalam kariernya.
Kemudian Nurul ini olimpiade yang keduanya setelah di Olimpiade 2020 Tokyo. Dan, Rizki sebagai debutan di ajang event terbesar tingkat global itu.
Sebenarnya, kata Rosan, Indonesia bisa meloloskan empat atlet ke Olimpiade 2024 Paris. Namun, hal itu terganjal dengan adanya ketentuan kuota hanya satu lifter setiap negara dalam satu kelas.
“Kalau tidak ada ketentuan itu, Rahmat Erwin Abdullah dan Rizky Juniansyah yang merupakan mutiara di kelas 73kg secara angkatan bisa tampil di Paris. Namun karena harus memilih maka Rizki yang dipilih sesuai dengan hasil babak kualifikasi.
“Tanpa mengecilkan peluang yang lainnya, tampaknya Rizky bisa meraih emas. Namun Eko dan Nurul bisa saja membuat kejutan. Apalagi bagi Eko yang tampil untuk kelima kalinya di olimpiade bisa memiliki motivasi besar untuk mengukir emas pada penampilan akhirnya,” ujar Rosan.
Untuk Rosan sendiri, Olimpiade Paris merupakan olimpiade ketiga yang dihadirinya. Pertama di Olimpiade Rio de Janeiro, Brasil, 2016 memimpin tim angkat besi.
Kemudian di Olimpiade 2020 Tokyo sebagai CdM Kontingen Indonesia. Makanya tidak mengherankan bila Rosan ingin melahirkan medali emas di penampilan ketiga angkat besi asuhannya di olimpiade.
Dalam mempersiapkan para lifter ke Paris, Rosan menyatakan, semuanya berjalan dengan baik. Disiplin atlet sangat tinggi dalam Pelatnas yang digelar di Komplek Marinir, Kwini, Jakarta Pusat. Selain itu, PB PABSI juga menyertakan ahli gizi dan psikolog untuk mendukung persiapan para atlet.
Untuk mendukung sukses misi memecahkan telor emas di Paris, Rosan merencanakan akan mengirim atlet lebih dulu ke Paris untuk penyesuaian iklim dan pengenalan medan pertandingan.
“Pada olimpiade sebelumnya memang selalu kita berangkat lebih dulu untuk penyesuaian ini. Rencana ke Paris nanti juga demikian,” ucap Rosan sambil menambahkan, dirinya akan hadir mendampingi para lifter saat berjuang di negeri model itu.
Menurut Rosan, angkat besi merupakan salah cabor prioritas baik untuk level Asia Tenggara hingga dunia. Selama ini angkat besi mendapat full support dari Kemenpora, KONI Pusat, NOC dan stakeholders lainnya.
Selain melakukan pembinaan berkesinambungan, Rosan menyatakan, PB PABSI aktif menyiapkan generasi pelapis untuk regenrasi atlet. Dalam program Pelatnas PABSI sebanyak 60% akan diberikan kepada para atlet junior dan 40% atlet senior.
"Dalam setiap keikutsertaan di olimpiade, kita selalu meraih medali, baik perak dan perunggu. Dan, insha Allah di Olimpiade 2024 Paris mendatang kita memiliki kesempatan meraih medali emas untuk pertama kali," harapnya.
Komentar