Gumpalannews.com, TANGERANG - Rektor Universitas Yatsi Madani, Drs. Trisonjaya, M.Si., MM, menyambut baik kebijakan Kemendikbudristek soal skripsi bukan menjadi kewajiban untuk lulus.
Universitas Yatsi Madani menilai kebijakan baru itu, dianggap hal yang positif dan lebih efisien.
"Kebijakan tanpa skripsi itu sebuah kebijakan yang cukup bagus ya memberikan keleluasaan kepada mahasiswa, untuk melakukan proses pembelajaran secara lebih cepat," kata Trisonjaya, saat coffee morning dengan wartawan di kampus yang terletak d Kota Tangerang ini, Minggu (3/9/2023).
Kata pria kelahiran Lampung, jika kelulusan tidak lagi wajib Skripsi atau Tugas Akhir, harusnya bisa menyesuaikan dengan kebutuhan prodi.
"Tugas akhir dalam bentuk lain tidak menurunkan kualitas karena tugas akhir disesuaikan dengan kebutuhan prodi, dapat berbentuk proyek, atau prototipe," jelas Trisonjaya.
Lebih lanjut Trisonjaya menjelaskan, meskipun saat ini mahasiswanya masih mengerjakan tugas akhir dengan membuat skripsi, hal tersebut tidak menjadi hambatan bagi mahasiswa Universitad Yatsi Madani untuk lulus tepat waktu.
Ia menekankan, seluruh pembimbing skripsi agar benar-benar membimbing mahasiswa dalam proses pembuatan skripsi. Bahkan jangan sampai ada mahasiswa kesulitan untuk memperoleh tandatangan dosen.
"Saya belum pernah dengr mahasiswa ngejar-ngejar dosen minta tandatangan bimbingan," tegas Trisonjaya.
Selain itu, minset dosen yang akan menentukan nasib mahasiswa lulus atau tidak ditangan dosen harus diubah. Karena dosen harusnya menjadi fasilitator saat mahasiswa mengalami kesulitan menulis skripsi.
"Intinya kita siap mendukung kebijakan Kemendikbudristek. Sesungguhnya menulis skripsi juga tidak menakutkan, karena Universitas Yatsi Madani menerapkan pola membuat skripsi yang bergembira," tegas Trisonjaya.
Komentar