Gumpalannews.com, NAGAN RAYA - Bencana gempa dan tsunami Aceh menorehkan berbagai kisah haru dan luka. Namun hikmah di balik tragedi itu pasti ada. Pada peringatan gempa dan tsunami ke-18 di Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh digelar berbagai kegiatan, salah satunya khitanan gratis bagi anak-anak fakir miskin.
Berkat kerjasama antara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nagan Raya melalui Dinkes, Bank Syariah Indonesa (BSI), Ikatan Dokter Indonesia (IDI), serta Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), belasan santri dan pelajar di kabupaten itu bisa menunaikan khitan secara syariah untuk mengikuti sunnah Rasulullah dan Nabi Ibrahim.
"Tujuan pelaksanaan kegiatan khitan atau sunat gratis ini untuk membantu meringankan beban warga kurang mampu di Kabupaten Nagan Raya," kata Katua PPNI Nagan Raya, Ariffuddin, Senin (26/12/2022).
Menurut Arief, kegiatan tersebut merupakan rutinitas yang kerap dilaksanakan oleh pihaknya. Selama ini, PPNI bersama dengan pihak lain juga sering melaksanakan khitanan gratis untuk warga tanpa dipungut biaya apapun.
"Program sosial ini tidak hanya kita laksanakan saat ini saja, namun kita berencana akan menggandeng pihak lain dengan dukungan Pemkab Nagan Raya agar kegiatan serupa dapat kita laksanakan kembali dikemudian hari secara berkala," ucapnya.
Apalagi, tambah Arief, penerima manfaat tersebut berasal dari berbagai kalangan, baik anak yatim, fakir miskin, santri serta pelajar. Hal itu merupakan sebagai wujud bakti sosial PPNI dan pihak lain untuk mewujudkan cita-cita masyarakat.
"Dengan memanfaatkan momen peringatan 18 tahun terjadinya tsunami Aceh, kita melaksanakan sunatan gratis. Akan menjadi kesan yang sangat berarti bagi kami sendiri juga bagi penerima manfaat dari kegiatan sunatan ini," ujarnya.
Dari data yang diperoleh, pada momen pelaksanaan peringatan 18 tahun gempa dan tsunami Aceh yang dilaksanakan di Masjid Baitul Ilmi, Desa Lhok, Kecamatan Kuala Pesisir ini, sebanyak 16 orang anak yatim, fakir miskin, santri dan pelajar menjalani khitanan.
Selain menggelar sunatan gratis, kegiatan yang dihadiri Pj Bupati Nagan Raya, Fitriany Farhas, S.Sos, M.Si, Ketua DPRK, Dandim, Kapolres, Kajari, Ketua PN Suka Makmue, Ketua MS Suka Makmue, Ketua MPU, MAA, MPD, Sekda Nagan Raya, Staf Ahli dan Asisten Setdakab, Kepala SKPK, Kepala Kemenag, Pengurus PKK, camat, aparatur desa, juga dihadiri seribuan masyarakat juga turut menggelar doa dan zikir bersama.
Sebelumnya, dalam rangka memperingati hari bencana gempa dan tsunami Aceh ke-18, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nagan Raya, Aceh melaksanakan doa dan zikir bersama di Masjid Baitul Ilmi, Desa Lhok, Kecamatan Kuala Pesisir, kabupaten setempat.
Seribuan masyarakat setempat yang didominasi mengenakan pakaian berwarna putih, larut dan hanyut dalam lantunan zikir dan doa bersama mengenang tragedi yang telah memporak-porandakan bumi serambi mekkah.
Pada sambutannya, Pj Bupati Nagan Raya, Fitriany Farhas menyampaikan bahwa tragedi musibah gempa tsunami yang terjadi pada Minggu (26/12/2004) lalu merupakan hal yang paling menyedihkan, terutama untuk pribadinya sendiri.
"Jika mengingat gempa dan tsunami Aceh, saya pribadi sangat terpukul. Dimana banyak orang-orang terkasih dan tercinta kita harus hilang ketika tsunami menerjang," kata Pj Bupati Fitriany.
Kata tsunami, ujar Fitriany, tiba-tiba menjadi sangat akrab bagi masyarakat Aceh, bencana gempa dan tsunami yang meluluhlantakkan Aceh dan sebagian negara tetangga benar-benar membuat dunia tersentak dan bahkan sangat berduka.
"Pada saat melihat musibah, kita dilarang berprasangka buruk kepada Allah yang mengatur bumi dan alam semesta ini. Kita yakin semua peristiwa baik kenikmatan maupun bencana yang ada di dunia merupakan ketentuan Allah dan tentunya terkandung banyak hikmah dibalik itu semua," ucapnya.
Pj Bupati Fitriany menyebutkan, oleh karenanya, bersikaplah positif ketika menghadapi masalah dan musibah bencana alam. Betapapun besarnya musibah, namun harus bersikap baik, arif, bijaksana dan mari mendekatkan diri kepada Allah.
Hal ini, tambahnya, supaya tidak terlalu berduka terhadap musibah yang menimpa, dan juga tidak terlalu riang terhadap apa yang telah diperoleh dari sebuah kenikmatan dan keberhasilan. (*) (Basri)
Komentar