Gumpalannews.com, BALI-Menjadi magnet pariwisata mestinya kesejahteraan dan kelangsungan hidup masyarakat terjamin hingga sejahtera.
Namun tidak berlaku bagi masyarakat Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali. Pasalnya krisis air bersih melanda warga setempat hingga susah untuk memenuhi kebutuhan akan air minum maupun kebutuhan sehari-hari.
Meski ribuan wisatawan berkunjungan ke pulau ini tak menjadi jaminan infrastruktur, fasilitas maupun persediaan air bersih dapat dinikmati warga setempat.
Akibat krisis air bersih melanda Nusa Penida, warga harus rela mengeluarkan uang untuk membeli air bersih bahkan nilainya sekitar Rp 1 juta tiap bulan.
Mendengar keluhan masyarakat seperti itu, Fraksi Gerindra DPRD Bali cepat tanggap dengan menyuarakan langsung dihadapan Rapat Paripurna.
Diharapkan melalui penyampaian aspirasi dari warga ini pemerintah Provinsi Bali mampu memberikan win-win solusi sehingga permasalahan masyarakat dapat tertangani
Hal ini diungkapkan Ketua Fraksi Gerindra DPRD Bali Ketut Juliarta saat membacakan pandangan Fraksi tentang Ranperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Semesta Berencana Tahun Anggaran 2022, Senin (12/6).
Politisi muda asal Desa Gunaksa ini memaparkan betapa mahalnya uang yang harus dikeluarkan masyarakat hanya untuk memenuhi air bersih yang menjadi kebutuhan untuk menunjang hidup. Pihaknya berharap kepada pemangku kepentingan menjalankan peran untuk mengayomi dan memberi kesejahteraan bagi masyarakat.
"Kami Fraksi Gerindra pada kesempatan yang baik ini memohon kepada saudara Gubernur untuk membantu Rakyat Nusa Penida menangani masalah krisis air bersih. Sampai saat ini masih banyak rumah masyarakat yang belum dialiri air bersih sehingga mau tidak mau mereka membeli air bersih dari luar, " tegasnya.
Selain itu, Juliarta juga berharap agar pengelolaan sumber mata air yang dikelola Pemprov Bali seperti sumber mata air Guyangan sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara luas. "Jika air mudah didapat masyarakat tentunya mereka tidak perlu lagi menebus air dengan harga mahal, " tegasnya berharap.
Selain krisis air, infrastruktur juga tak luput menjadi atensi Fraksi Gerindra Bali. Pihaknya juga menyampaikan terkait perkembangan Pariwisata Nusa Penida yang begitu pesat, sehingga menimbulkan beberapa persoalan. Utamanya terkait dengan kemacetan di sejumlah ruas jalan di Nusa Penida.
Kata dia, jika dari lebar jalan dan juga kondisi jalan tentu masih sangat tertinggal dibandingkan jalan yang kini ada di Bali daratan. Ketertinggalan infrastruktur jalan ini diharapkan dapat diatasi agar dapat menunjang pariwisata yang berkembang di Nusa Penida.
"Harapan kami agar rencana jalan lingkar Nusa Penida yang sampai saat ini tidak terealisasi bisa mendapatkan perhatian baik dari Pemprov Bali mau pun pemerintah pusat. Mengingat Nusa Penida menjadi pariwisata terkenal di dunia," Pungkasnya.
Lebih jauh dirinya juga berpandangan kondisi infrastruktur di Nusa Penida juga menjadi cerminan pembangunan di Bali dan juga Indonesia. Jangan sampai tertinggalnya infrastruktur di Nusa Penida menjadi cerminan negatif terhadap pemerintahaan saat ini.
Menanggapi krisis air di Nusa Penida Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati dalam kesempatan sama mengatakan sebelumnya pihaknya sudah melakukan komunikasi terkait adanya teknologi Jerman yang mampu mengubah air laut menjadi air tawar yang dapat dikonsumsi masyarakat.
"Kami sebelumnya sudah melakukan komunikasi, ada teknologi Jerman yang mampu mengubah air laut menjadi air tawar atau air minum, kami masih menunggu pilot projeknya, " ucapnya singkat.
Komentar