Nilai Agama, Budaya dan Toleransi Modal Sosial Pencegahan Paham Radikal
Gumpalannews.com I Kuala Simpang - Hingga saat ini, terorisme masih menjadi ancaman nyata bagi kedamaian di Indonesia. Sejumlah peristiwa aksi terorisme pernah terjadi secara serentak di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur, yang menyasar tiga rumah ibadah.
Pada tataran lokal, Aceh juga pernah dihebohkan dengan temuan kamp pelatihan kelompok teroris di pegunungan Jalin, di Aceh Besar, yang melibatkan sejumlah warga Aceh.
Hal tersebut tersebut disampaikan Pj. Bupati Aceh Tamiang yang diwakili Kaban Kesbangpol Aceh Tamiang, Agusliayana Devita, S.STP, M.Si, saat membuka Kegiatan Edukasi Pencegahan Paham Radikal Bagi Pelajar, Rabu, 2 Agustus 2023 di Aula Kesbangpol Aceh Tamiang.
"Beberapa waktu yang lalu di Aceh telah terjadi penangkapan beberapa orang yang diduga terlibat dalam jaringan terorisme, tepatnya di Kota Langsa, Kabupaten Aceh Besar dan Banda Aceh," ungkap Devi.
"Bahkan baru-baru ini kita semua dikejutkan dengan penangkapan sejumlah orang di Kabupaten Aceh Tamiang oleh Densus 88 karena diduga terlibat dalam jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI)," tambah dia.
Dalam kesempatan itu, Devi menyampaikan keprihatinannya dimana kelompok teroris telah menyusup ke lembaga pendidikan pondok pesantren dan melakukan bai’at terhadap para santri di sana.
"Dalam prosesnya ada yang patut digarisbawahi dari sejumlah peristiwa tersebut, yaitu kelompok pelaku terorisme tinggal di tengah masyarakat, membaur dalam kehidupan kita sehari-hari. Hal ini menuntut kita untuk selalu mengedepankan kewaspadaan, tidak hanya untuk alasan keselamatan, melainkan juga mencegah tersebarluaskannya paham radikal terorisme," jelas Devi.
Bercermin pada permasalahan di atas, kata dia, peran pemuda dan pelajar menjadi sangat penting sebagai elemen masyarakat yang akan menjadi harapan dalam meneruskan kehidupan bangsa.
"Pemuda dan pelajar merupakan sumberdaya yang harus terus dikembangkan dan mengembangkan diri untuk mendukung program pembangunan berkelanjutan dan kehidupan bangsa ini. Pemuda dan pelajar harus menjadi garda terdepan dalam menjaga keutuhan NKRI dari berbagai rongrongan dan ancaman, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri," jelasnya.
Untuk mengantisipasi menyebarnya paham radikal ini, lanjutnya, harus ada tindakan preventif melalui pendekatan sosial dan kearifan lokal.
"Khusus untuk Aceh, penguatan nilai-nilai agama, budaya dan toleransi sangat penting sebagai modal sosial dalam mencegah paham-paham radikal merasuki generasi muda kita. Kita punya budaya khanduri sebagai ajang silaturahmi, kita juga punya budaya tutur melalui didong dan dodaidi sebagai sarana penyampaian nasehat melalui syair-syair, serta kearifan-kearifan lokal lainnya yang sebenarnya merupakan modal sosial terbesar sebagai penguat masyarakat," terang Devi.
Dikatakan Devi, peran aktif para guru, orang tua, tokoh agama, tokoh adat, dan media dalam memperkuat ketahanan generasi muda dari paparan paham radikal menjadi sangat penting ditengah serbuan informasi dan teknologi saat ini.
"Guru, orang tua, dan para tokoh harus dapat memberikan contoh dan pemahaman agama yang baik kepada generasi muda. Media juga harus dapat memberikan informasi yang tepat dan akurat kepada masyarakat, serta menyejukkan, dan bukan malah ikut menyebarkan berita palsu (hoax) yang dapat meresahkan masyarakat," kata Devi.
Selain itu, pihaknya berharap generasi muda di aceh tamiang dapat berperan aktif dalam mensukseskan pemilu serentak tahun 2024, baik dengan memberikan suara saat pemilihan, maupun dengan selalu menjaga ketertiban dan keamanan di lingkungannya. Generasi muda adalah semangat dan penerus pembangunan di Aceh.
"Semoga acara Edukasi Pencegahan Paham Radikal ini dapat menambah wawasan kita semua tentang bahaya paham radikal dan terorisme, serta upaya-upaya yang dapat kita lakukan untuk mencegah paham itu berkembang di masyarakat," ujar Devi.
Kegiatan Edukasi Pencegahan Paham Radikal Bagi Pelajar ini diselenggarakan oleh Badan Kesbangpol Aceh bekerjasama dengan Badan Kesbangpol Aceh Tamiang, dan diikuti oleh 50 orang peserta dari kalangan pelajar SMA/MA/SMK sederajat di lingkungan dayah di Kabupaten Aceh Tamiang serta guru pendamping.