Nasi Tumpeng, Diskusi Panjang, dan Tekad Menteri: Asa Baru Museum SMONG Simeulue
Gumpalannews.com, JAKARTA- Langit Jakarta tengah bersahabat saat Rasmanudin H. Rahamin, SE, Ketua DPRD Simeulue, melangkahkan kakinya ke Kementerian Kebudayaan RI. Harapannya sederhana namun besar: membuka jalan bagi terwujudnya Museum SMONG di Simeulue, museum yang digagas sebagai pusat edukasi mitigasi bencana berbasis kearifan lokal.
Namun, agenda utama hari itu sedikit bergeser. Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, sedang dinas luar. Rasman tak menyerah. Ia diterima Bobby Fernandes, M.Sc., Kepala Subbagian Administrasi Kementerian Kebudayaan.
Tak disangka, suasana kantor mendadak semarak. Nasi tumpeng disajikan di tengah ruangan. Rupanya, tengah digelar syukuran atas pelantikan Dirjen Perlindungan Kebudayaan dan Tradisi yang baru. “Ini pertanda baik,” gumam Rasman, melihat momentum ini sebagai simbol keberkahan untuk rencana besarnya: Museum SMONG.
Diskusi Panjang, Janji Ditebarkan
Rasman dan Bobby terlibat diskusi panjang. Tak sekadar basa-basi. Pembicaraan merembet ke arah yang serius: bagaimana Kementerian Kebudayaan dapat terlibat lebih jauh dalam mendukung pembangunan Museum SMONG di Simeulue.
“Kami akan fasilitasi pertemuan dengan Pak Menteri,” janji Bobby Fernandes di tengah pembicaraan. Sebuah janji yang, bagi Rasman, berarti babak baru perjuangan panjang yang ia jalani. Sebelumnya, gagasan Museum SMONG ini kerap digulirkan dalam berbagai diskusi, hingga mengunjungi berbagai mesium Daerah, Nasional bahkan Eropa, namun realisasi konkret masih menggantung.
Tak cukup sampai di sana, Rasman melanjutkan langkahnya ke Perpustakaan Sejarah Fadli Zon di Bendhil, Jakarta. Perpustakaan yang dikenal sebagai gudang literasi sejarah, budaya, dan politik itu tak hanya menyimpan koleksi, tapi juga menyulut inspirasi.
Museum SMONG, dari Gagasan ke Realisasi
Museum SMONG diimpikan tak hanya sebagai bangunan fisik, tapi juga sebagai pusat edukasi kebencanaan berbasis kearifan lokal. Kata “SMONG” sendiri adalah istilah lokal Simeulue yang merujuk pada tsunami. Berkat tradisi lisan ini, masyarakat Simeulue selamat dari bencana tsunami 2004 yang meluluhlantakkan sebagian besar wilayah pesisir Aceh.
Rasman yakin, dengan dukungan Kementerian Kebudayaan, Museum SMONG bisa menjadi percontohan nasional. Sebuah ruang di mana memori bencana tak hanya disimpan, tapi juga dijadikan pelajaran.
Pertemuan dengan Menteri mungkin belum terjadi, tapi bagi Rasman, tumpeng, diskusi panjang, dan janji fasilitasi dari Bobby Fernandes adalah isyarat bahwa jalur menuju Museum SMONG mulai terbuka.
“Semoga semua ini awal dari langkah besar,” ujar Rasman, dengan senyum optimistis kepada Gumpalannews.com. Selasa, (17/12/2024).
Perjuangan memang belum selesai, tapi babak baru telah dimulai.
Editor: Im Dalisah