Merasa Diabaikan, Front Batee 8 Menggugat Kecewa Terhadap Kinerja DPRA 

,
Aksi masyarakat saat memblokade jalan menuju PT. Satya Agung dengan memberhentikan sejumlah truk pengangkut minyak CPO milik perusahaan yang terjadi pada November 2021 silam. Foto: Untuk Gumpalannews.com.

Gumpalannews.com I Aceh Utara - Front Batee 8 Menggugat kecewa terhadap kinerja DPRA dalam pembentukan Pansus terkait dengan konflik agraria antara PT. Satya Agung dengan masyarakat Kilometer 8.

Ungkapan tersebut disampaikan Jubir Front Batee 8 Menggugat, Ahmad, dalam siaran pers yang diterima redaksi, Minggu, 9 April 2023.

Dalam rilisnya, Ahmad menyampaikan masyarakat kilometer 8 kecewa akan kinerja DPRA hari ini yang tidak pro akan permasalahan rakyat. 

"Masyarakat Kilometer 8 sedang menghadapi konflik agraria dan hal tersebut pun sudah sampai ke telinga wakil rakyat di DPRA, bahkan sudah pernah ada pembahasan terkait pembentukan pansus untuk penyelesaian konflik agraria di Desa Kilometer 8," jelas Ahmad.

"Audiensi dengan pihak DPRA telah dilakukan pada tanggal 15 maret 2022 silam, dan menghasilkan point untuk membentuk pansus, namun sampai hari ini sudah setahun lebih sejak pertemuan tersebut, pembahasan tentang pansus tak kunjung selesai, alih-alih selesai bahkan untuk progresnya saja tak ada," tambah Ahmad.

Dibeberkan Ahmad, pihaknya telah mengeluhkan permasalahan tersebut kepada pemerintah Aceh, khususnya DPRA. Ia pun menilai saat ini rakyat dibiarkan berjuang sendiri untuk kesejahteraannya. 

Lebih lanjut, Ahmad menyebutkan Pemerintah Aceh khususnya DPRA terkesan abai dalam menyikapi persoalan tersebut, bahkan tak memperdulikan nasib rakyatnya. 

"Dan juga hari ini pemerintah khususnya di Aceh terkesan melahirkan penjahat, setelah memberlakukan izin HGU yang merampas wilayah masyarakat, lalu ketika persengketaan terjadi, pemerintah seakan lepas tangan. Mereka menjadi penonton pertarungan antara masyarakat kecil dan pengusaha/pemodal, pemerintah tidak menjadi representasi perwakilan rakyat. Masyarakat tidak akan pernah lupa dengan pengkhianatan yang sedemikian rupa," tutup Ahmad.

Editor: Yono Hartono