Gumpalannews.com, PALEMBANG - Menatap tahun 2023 kegiatan hulu minyak dan gas (migas) diprediksi semakin masif dan agresif di wilayah Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel). Kegiatan Pemboran eksplorasi dan eksploitasi ditargetkan meningkat 15 persen.
"Pada tahun 2022 outlooknya mencapai 77 sumur sedangkan pada tahun depan akan mencapai 90 sumur,"ungkap Kelala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto saat berkunjung ke Palembang.
Menurutnya, selain itu yang mengemuka antara lain adalah optimasi produksi hingga 150 - 180 MMSCFD sesuai kemampuan sub surface pada produksi gas di PHE Jambi termasuk produksi sumur temuan Sungai Rotan-1 dan Produksi LPG.
"Seiring dengan peningkatan permintaan gas dari Singapura dan Jawa Barat. Hal yang menjadi diskusi adalah bagaimana meningkatkan produksi Medco Grissik melalui percepatan komitmen kerja pasti (KKP) terutama sumur eksplorasi di Dayung dan Suban Lower Palembang,"terang Dwi.
Kemudian juga terdapat, potensi peningkatan produksi lainnya berasal dari percepatan plan of development (POD) Bungkal Bungin Rayun yang dioperasikan oleh Jindi South Jambi B.
Peningkatan produksi dari KKKS Seleraya Belida adalah upaya mempercepat put on production (PoP) sumur anggur selatan yang ditargetkan di September 2023.
"Selain itu juga ads keberhasilan horizontal well dan multistage fract yang diperolah Medco Rimau akan dilakukan upaya penerapan secara masif di wilayah kerja lain yang memiliki karateristik reservoir yang sama,"ujarnya.
Pada tahun 2023, SKK Migas juga mendorong agar ada investasi dan pengolahan lebih lanjut dari rich gas (gas alam basah) yang dapat di olah menjadi LPG di PHE Jambi Merang yang memiliki potensi bisa dijadikan LPG hingga 200.000 ton per tahun.
"Jika investasi untuk pengolahan rich gas menjadi LPG terwujud tentu akan memberikan penerimaan negara yang lebih optimal, dan membantu Pemerintah mengurangi impor LPG yang telah membebani negara karena volume dan nilai impor yang tinggi,"ungkap Dia.
Porsi Produksi Migas Wilayah Sumbagsel
SKK Migas selama 3 (tiga) hari mulai 27 hingga 29 Desember 2022 lalu, melihat proses monitoring kegiatan operasi dan produksi KKKS di wilayah Sumbagsel yang sudah terintegrasi dengan integrated operation center (IOC) SKK Migas Pusat.
Mereka berdiskusi dengan pimpinan KKKS di Sumbagsel terkait kinerja capaian 2022 dan rencanan program 2023. Kegiatan dilanjutkan dengan kunjungan ke Pertamina refinery unit (RU) III Plaju yang mengolah minyak mentah hasil produksi KKKS di Sumbagsel, serta kegiatan pengeboran sumur Lokasi SAS-1 ST KKKS Sele Raya Belida.
Kegiatan ini sebagai upaya Industri Hulu Migas untuk melihat kesiapan di Lapangan dalam mencapai amanah Pemerintah Jangka Pendek berupa produksi 660 ribu BOPD minyak dan 6160 MMSCFD gas di tahun 2023, dan menyelaraskan dengan target jangka panjang 1 juta BOPD dan 12 ribu MMSCFD di tahun 2030.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan ini merupakan target yang cukup menantang dan memerlukan langkah-langkah yang tidak biasa untuk mencapainya. Karena itu langkah ini untuk mendengarkan aspirasi dari Kondisi di Lapangan terkait dukungan apa yang diperlukan dari SKK Migas.
“Kontribusi KKKS Sumbagsel terhadap produksi Nasional yang cukup significant, yaitu sebesar 69 ribu BOPD atau 7% (untuk minyak dan kondensat) dan sebesar 1.827 MMSCFD atau 28% (untuk gas),"ungkap Dwi didampingi Kepala Perwakilan Sumbagsel Anggono Hendrawan.
Prosi migas bakal semakin baik dengan ditambahnya SKK Migas bersama dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Medco E&P berhasil menemukan cadangan gas baru melalui sumur eksplorasi Flamboyan-1, Blok South Sumatra yang berlokasi di Provinsi Sumatera Selatan.
Deputi Eksplorasi, Pengembangan, dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas Benny Lubiantara mengatakan hasil tes sumur eksplorasi Flamboyan-1 menghasilkan gas berkualitas tinggi dengan laju alir awal sebesar 5,4 MMSCFD (juta standar kaki kubik per hari) pada 2.050 psig Flowing Tubing Head Pressure (THP).
“Sumur Flamboyan-1 mulai ditajak pada 10 Oktober 2022 dengan target kedalaman sumur mencapai 5.800 feet di Formasi Baturaja. Saat ini kami masih menunggu hasil tes selanjutnya untuk memastikan besaran cadangan yang ditemukan.
"Berdasarkan analisa, sumur ini berpotensi menghasilkan produksi gas sebesar 15 MMSCFD,"ungkap Benny.
Penguatan Vendor Lokal
umUntuk membangun komunikasi dan koordinasi serta meningkatkan sinergi hubungan antara SKK Migas – KKKS Wilayah Sumbagsel dengan pemangku kepentingan di Pusat dan Daerah, diperlukan penguatan Vendor lokal sehingga terbangun kesepahaman bersama terhadap beberapa peraturan dan kebijakan pemerintah serta pelaksanaan kegiatan khususnya Program Pengembangan Masyarakat yang biasa dijalanakan industri hulu migas.
"Untuk mewujudkan ini melibatkan 14 Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumsel, Jambi dan Lampung,"ungkap Kepala Deperteman Humas SKK Migas Sumbagsel Andi Arie Pangeran.
Menurut Arie, upaya ini untuk meningkatkan Efek Berganda Hulu Migas dan penguatan terhadap vendor lokal yang dapat berkontribusi dalam penyediaan barang dan jasa di Hulu Migas.
"Kemudian, perlu adanya kesempatan bagi SKK Migas – KKKS dan Pemerintah Daerah untuk menelaah terkait Program Pengembangan Masyarakat (PPM) Hulu Migas yang dilaksanakan di Wilayah Kerja KKKS Sumbagsel yang perlu disinergikan dengan Program Pemerintah Daerah,"terang Kepala Deperteman Humas SKK migas Sumbagsel ini.
Komentar