Lakukan Pansus, DPRK Simeulue Cecar Sejumlah Pertanyaan Terkait LHP BPK Dan Ruang Operasi RSUD Kurang Dingin Meski Direnovasi Senilai Rp. 8,9 Miliar
Sejumlah Anggota DPRK Simeulue, yakni Ugek Farlian, Rita Diana, M Khoni, Haili dan Ihya Ullumuddin terpantau melakukan pansus di Rumah Sakit Umum Daerah Simeulue. Pada ini, Senin, (05/06/2023). Foto dok Gumpalannews.com

Gumpalannews.com, SIMEULUE- Sejumlah Anggota DPRK Simeulue, yakni Ugek Farlian, Rita Diana, M Khoni, Haili dan Ihya Ullumuddin terpantau melakukan pansus di Rumah Sakit Umum Daerah Simeulue. Pada ini, Senin, (05/06/2023). 

Para Anggota DPRK Simeulue tersebut memberondong sejumlah pertanyaan kepada Direktur RSUD Simeulue, dr. Farhan, terkait Laporan Hasil Pemeriksaan LHP BPK Tahun 2022, renovasi ruang operasi senilai Rp. 8,9 Miliar dikeluhkan kurang dingin, Pelayanan Ambulance, hingga persoalan makan minum pasien. 

"Kita ingin mempertanyakan selain LHP BPK juga informasi ruang operasi RSUD kurang dingin," Ujar Anggota DPRK Simeulue, Rita Diana. 

Hal yang sama juga disampaikan Ihya Ullumuddin terkait keluhan masyarakat persoalan pelayanan makan minum pasien di Rumah Sakit. 

"Di dalam LHP BPK juga ada kelebihan bayar, apakah ini sudah ditindaklanjuti apa belum? Terus bagaimana dengan persoalan makan minum pasien yang juga dikeluhkan," Ujar Ihya Ullumuddin.

Menjawab pertanyaan Anggota DPRK, Direktur RSUD Simeulue, dr. Farhan, mengatakan semua temuan BPK sedang ditindaklanjuti dan sudah disampaikan ke pihak ketiga. Rencananya kata Farhan, akhir bulan juni ini akan diselesaikan. 

"Sudah kita tindaklanjuti, insya allah paling telat akhir bulan ini pihak rekanan akan menyetor ke kas Daerah paling telat akhir bulan," Jelas Farhan. 

Sementara terkait ruang operasi yang dikeluhkan, farhan mengatakan, suhu di ruang operasi itu diatur sesuai kebutuhan pasien operasi. Farhan membenarkan Anggaran renovasi ruang operasi RSUD Simeulue sebesar Rp. 8,9 Miliar. 

Namun demikian, kata dia, ruang operasi RSUD Simeulue sudah lebih baik dari sebelumnya. Dinding dan lantai sudah memakai modular. Ruangan operasi sudah memiliki hepafiter yang berfungsi menghirup kuman. 

"Kemudian dindingnya itu sudah modular tidak lagi keramik. AC nya sudah central. Itu Rp, 8,9 Miliar renovasi untuk 2 ruangan.

Kalau soal kurang dingin, itu tergantung petugasnya, suhu ruang operasi kita sudah sesuai standar Kementerian Kesehatan, untuk ambulance sebenarnya kami gak sanggup lagi membiayai.

Tapi karena pertimbangan lain, maka pelayanan ambulance tetap berjalan," Kata Farhan. 

Farhan menambahkan, terkait pelayanan makan minum pasien, saat ini dikelola langsung oleh petugas di RSUD untuk efesiensi. "Kalau dulu di pihak ketiga kan, sekarang kita ada petugas untuk menghemat biaya dan efesiensi," Terang farhan.


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Loading...

Berita Terkini