Kunjungi Pulau Terluar, Menhan RI Sempat Rayakan HUT ke-2 Kodim 1514/Morotai
Gumpalannews.com, MOROTAI- Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Menhan RI), Sjafrie Sjamsoeddin melakukan kunjungan kerja di Pulau Morotai. Kehadiran rombongan Menhan RI di pulau terluar ini didampingi Panglima Kodam XV/Pattimura, Mayjend TNI Putranto Gatot Sri Handoyo.
Menhan RI beserta rombongan tiba di bandara udara Leo Watimena Morotai, Jum'at (22/11/2024) menggunakan pesawat Falcon 01 milik TNI AU. Rombongan negara kabinet Prabowo ini disambut Pj Bupati Burnawan dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Pulau Morotai.
Setelah di Morotai, Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin dan rombongan didampingi Dandim 1514/Morotai, Letkol Arh Masykur Akmal berkesempatan melaksanakan pemotongan tumpeng dilanjutkan dengan makan siang dalam rangka merayakan Hari Ulang Tahun ke-2 Kodim 1514/Morotai dan di lanjutkan pemantauan Landasan Bandara Lanud Leo Wattimena disertai penulisan pesan dan kesan untuk Lanud Leo Wattimena.
Panglima Kodam XV/Pattimura, Mayjend TNI Putranto Gatot Sri Handoyo pada kesempatan itu mengucapkan selamat datang kepada di Pulau Morotai. Menurutnya, kehadiran Menhan RI dan rombongan di Morotai merupakan suatu kebanggaan, karena di tengah kesibukan, Menhan masih meluangkan waktu untuk melihat secara langsung rencana gelar kekuatan TNI dan program pemerintah yang akan dikembangkan di Pulau Morotai.
Mayjend TNI Putranto Gatot Sri Handoyo menjelaskan Pulau Morotai sangat strategis karena memiliki tiga sektor unggulan yang perlu dikembangkan yaitu Pariwisata, Perikanan dan Pertanian. Sehingga, sangat mendukung program Food Estate sebagai upaya strategis untuk meningkatkan ketahanan pangan guna mengantisipasi lonjakan kebutuhan pangan nasional dan dunia. Disamping itu, Morotai juga mempunyai sumber daya perikanan melimpah yang bisa menjadi industri perikanan di kawasan Indonesia timur.
Dalam sejarah, Pulau Morotai tercatat pula pernah menjadi saksi sejarah Perang Dunia II yang mempertemukan Jepang dan Amerika Serikat beserta sekutunya pada tahun 1944--1945, sehingga Pulau Morotai sangat strategis untuk dijadikan area latihan militer bersifat gabungan manuver darat dan lokasi latihan penembakan pesawat.
"Karena itu, pengembangan infrastruktur Lanud dan pengembangan Infrastruktur Dermaga sangat diperlukan untuk memudahkan manuver latihan TNI baik dari aspek darat, laut maupun udara. Juga dapat dijadikan sebagai pangkalan pertahanan di Indonesia Timur karena Pulau Morotai berbatasan langsung dengan Negara Filipina," pungkas Mayjend TNI Putranto Gatot Sri Handoyo.
Sementata itu, Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin, mengatakan kondisi Runway di Pulau Morotai perlu evaluasi terhadap jumlah dan spesifikasi runway yang tersedia saat ini, termasuk panjang, lebar, dan kelayakan untuk operasi militer dan sipil.
Menurut Sjafrie, perlu jalin kerjasama dengan Kemenhub jika menggunakan satu runway bersama, perlu dibuat mekanisme pembagian waktu dan pemeliharaan agar operasi TNI AU tidak terganggu, atau dilaksanakan pembangun runway terpisah untuk penerbangan sipil dengan pemilikan aset tetap pada TNI AU.
"Ini memastikan pengelolaan runway militer sepenuhnya di bawah kontrol TNI AU dan Status Aset, Pastikan runway dan fasilitas pendukung tetap tercatat sebagai Barang Milik Negara (BMN) yang dikelola oleh TNI AU," tegasnya.
Menhan Sjafrie juga menginginkan, Dermaga TNI AL dengan status dan kepemilikannya harus pastikan dermaga yang digunakan TNI AL saat ini merupakan milik Kementerian Pertahanan dan tercatat sebagai BMN, serta hindari situasi di mana dermaga ini berada di bawah pengelolaan institusi lain yang dapat mengganggu operasional militer.
"Evaluasi kelayakan dermaga untuk kebutuhan TNI AL, termasuk kapasitas untuk menampung kapal besar dan fasilitas pendukung seperti bahan bakar, logistik, dan perawatan kapal, jika dermaga yang ada tidak memadai, perlu pembangunan dermaga baru yang sepenuhnya dimiliki dan dioperasikan oleh TNI AL," tegasnya.
Prinsip Historis dan Strategis dari Runway dan dermaga di Morotai, kata Sjafrie, merupakan bagian dari sejarah militer Indonesia dan harus dipertahankan sebagai simbol kedaulatan dan kehormatan nasional, pastikan setiap langkah kebijakan mempertahankan atau meningkatkan nilai historis ini.
"Sementara pengelolaan lahan libatkan ahli agronomi untuk memetakan lahan yang cocok bagi tanaman umbi-umbian atau komoditas lainnya dan pembangunan bertahap untuk runway dan dermaga, prioritaskan pembangunan secara bertahap sesuai anggaran," pungkas Menhan RI, Sjafrie Sjamsoeddin.
Editor: T Rahmat Hidayat