KPPA Sulteng Gelar FGD Merumuskan Strategi Pemberdayaan Ekonomi Perempuan di Sekitar Perkebunan Sawit
KPPA Sulteng saat melaksanakan FGD konsolidasi masyarakat sipil tentang pemberdayaan ekonomi perempuan di sekitar perkebunan kelapa sawit di wilayah Sulteng. Foto : Dok KPPA Sulteng for Gumpalannews.com

Gumpalannews.com, PALU – Komunitas Peduli Perempuan dan Anak (KPPA) Sulawesi Tengah (Sulteng) dalam kapasitasnya sebagai anggota Asosiasi Perempuan Pendamping Usaha Kecil (ASPPUK) melaksanakan Focus Group Discussion (FGD), konsolidasi masyarakat sipil tentang pemberdayaan ekonomi perempuan di sekitar perkebunan kelapa sawit di wilayah Sulteng.

FGD itu diikuti oleh 30 orang peserta dari berbagai lembaga yang ada di Sulteng. Kegiatan itu dilaksanakan di salah satu restoran di Kota Palu, pada Rabu, (1/2/2023).

Direktur KPPA Sulteng Adriani mengatakan, tujuan FGD itu dilaksanakan untuk pemetaan peluang dan tantangan pemberdayaan ekonomi perempuan disekitar perkebunan kelapa sawit di Sulteng berdasarkan informasi, pengalaman, dan pengetahuan CSO.

Ia berharap melalui FGD ini mendapatkan masukan-masukan dari CSO atau individu-individu yang bekerja di isu perkebunan kelapa sawit dan pertambangan di Sulteng. Sehingga peserta berhasil merumuskan strategi pemberdayaan ekonomi perempuan disekitar perkebunan kelapa sawit di Sulteng.

Adriani menjelaskan, selama ini ASPPUK bersama Oxfam, TII dan KPA Nasional sedang melaksanakan program Power Of Voice (PVP) Fair for All.

ASPPUK bekerja diwilayah Sulawesi yakni Sulawesi Tenggara di Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Selatan di Kabupaten Takalar dan Sulawesi Tengah di Kabupaten Morowali Utara.

ASPPUK bersama KPPA Sulteng melaksanakan program PVP Fair For All ini dengan menetapkan wilayah kerja di Kecamatan Petasia Timur pada 3 Desa yakni Desa Tompira, Molino dan Molores. Skema program ASPPUK ini adalah pengembangan dan pemberdayaan ekonomi perempuan dan anak muda di sekitar perkebunan kelapa sawit.

“Program ini sudah berjalan hampir 2 tahun tetapi di lapangan masih sangat banyak tantangan dan hambatan yang dihadapi ASPPUK dan KPPA dalam melakukan pendampingan terhadap 6 kelompok yang sudah terbentuk,” ujarnya.

Menurut Adriani, Survei Rantai Nilai dan Rantai Pasok dilakukan oleh ASPPUK di awal implementasi Program PVP Fair For All pada Desa Tompira dan Molino, Kecamatan Petasia Timur Kabupaten Morowali Utara. Survei awal menemukan bahwa Kecamatan Petasia menjadi wilayah perkebunan kelapa sawit terluas di Kabupaten Morowali dengan luas mencapai 2.714 hektar yang melibatkan tenaga kerja perempuan sebesar 20%, bekerja sebagai pemberi pupuk dan pembersih kebun.

ASPPUK menjalankan programnya dengan skema pengembangan ekonomi perempuan dan anak muda yang berada di kawasan perkebunan kelapa sawit. Kerjasama pelaksanaan program ini berdasarkan penandatangan Memorandum Saling Pengertian (MSP) antara OXFAM Indonesia dengan Sekretaris Daerah Kabupaten Morowali Utara pada Tanggal 3 Februari 2022 bertempat di ruang kerja Sekretaris Daerah Kabupaten Morowali Utara di Kolonodale.

Salah satu tujuan dari program ini adalah meningkatkan dukungan kolaborasi bersama perusahaan, pemerintah, dan organisasi masyarakat sipil untuk mewujudkan rantai nilai yang adil, inklusif, dan berkelanjutan pada sektor perkebunan kelapa sawit.

Program ini juga berkontribusi dalam 2 tujuan Sustainable Development Goals, yaitu tujuan 10 pengurangan ketimpangan dan tujuan 12 konsumsi dan produksi yang bertanggungjawab.

 “Kegiatan yang dilakukan ASPPUK pada program ini adalah pengembangan ekonomi perempuan dan anak muda disekitar perkebunan kelapa sawit. Saat sudah terbentuk 6 kelompok yang terdiri 3 kelompok usaha ekonomi perempuan dan 3 kelompok usaha ekonomi anak muda pada 3 Desa yakni Desa Tompira, Molino dan Molores Kecamatan Petasia Timur,” jelasnya.

“Berdasarkan kerja-kerja yang telah dilakukan oleh KPPA dan ASPPUK melalui program Fair for All di Morowali utara, penting untuk melihat strategi dan kerja-kerja baik dari masyarakat sipil yang bergerak pada proses pemberdayaan perempuan terutama disekitar perkebunan kelapa sawit yang ada di Sulteng. Sehingga program yang dijalankan dapat berjalan dengan baik, serta dapat bersinergi bersama dengan berbagai CSO dalam proses penguatan ekonomi perempuan,” ujarnya.


Editor:

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Loading...

Berita Terkini