Kondisi PDAM Morotai Semakin Kritis

,
Kondisi air PDAM Morotai hanya bisa mengalir di baskom kecil dan mengalir hanya 27 menit sudah mati. Minggu, 20 Agustus 2023. Foto: Abdul For Gumpalannews.com.

Gumpalannews.com, PALAU MOROTAI- "Hidup segan mati tak mau" pepatah usang ini pantas disematkan kepada Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Pulau Morotai karena kondisinya semakin kritis. 

Bagaimana tidak, perusahan air bersih yang di dirikan Bupati definitif pertama, Rusli Sibua, untuk melayani kebutuhan dasar masyarakat kini, kondisinya makin memprihatinkan, sekali mengalir sebulan mati.

Padahal pada lima tahun silam dapat mengalir dengan normal setiap hari sehingga seluruh kebutuhan di pusat kota Daruba Ibukota Kabupaten Pulau Morotai dapat terlayani dengan baik.

Baik itu Hotel, Penginapan, Pertokoan, Perkantoran, Pusat pusat Kuliner, maupun di rumah penduduk. Tapi kini kondisi tersebut tidak dinikmati lagi, karena ditengarai secara tehnis sering terjadi gangguan di sumur sumur pusat air minum dan minim anggaran operasional.

Dampaknya, air dialirkan ke rumah rumah warga dengan mengunakan giliran. Bahkan bila terjadi gangguan tehnis hingga berbulan bulan air di pusat kota Daruba tidak mengalir.

Seperti terjadi di Desa Daruba, baik masyarakat menggunakan jaringan langsung ke pipa induk maupun pipa pengantar, seluruhnya harus menahan diri dengan menggunakan air sumur karena sudah satu bulan air PDAM tidak mengalir.

"Torang pe pipa (Pipa kami) langsung dari pipa induk PDA tapi air sudah tidak mengalir, akhirnya kami buka kerannya tetapi sama, tidak mengalir. Skarang mengalir tapi pelan sekali, padahal sebelumnya menggunakan keran juga airnya mengalir kencang," ungkap salah satu warga RT03 Desa Daruba.

Plt Direktur PDAM Morotai Muslim Djumati saat dikonfirmasi menyampaikan ada terjadi kerusakan di sumur 6 di Desa Dehegila akibat tergenang banjir. Namun lucunya, perbaikan tersebut sudah memasuki dua bulan tidak pernah selesai dikerjakan.

"Sumur 6 di Desa dehegila yang menjadi sumur utama untuk mendorong air masuk ke rumah warga di pusat kota Daruba mengalami kerusakan serius dan masih dalam perbaikan hingga saat ini," alasan Muslim, Minggu (20/8/2023).

Bahkan Muslim mengakui minimnya biaya operasional membuat dirinya kesulitan memaksimalkan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Karena minimnya anggaran operasional di PDAM, sehingga pelayanan air bersih ke masyarakat pun kami batasi untuk menghemat BBM. Ini dilakukan sesuai arahan Sekda Morotai. Jadi kami alir kan hanya beberapa jam," tangkisnya.

Sementara soal air bersih yang pelayanannya tidak pernah maksimal di beberapa tempat dan di RT03 RW02 kota Daruba, alasannya disebabkan pipa pengantar dari pipa induk ke lingkungan rumah warga terlalu kecil, sehingga kadang sebagian rumah warga tidak dapat dijangkau.

"Pipa pengantar di RT03 Desa Daruba itu harus di ganti karena pipanya terlalu kecil. Sementara PDAM tidak punya anggaran untuk belanja pipa, selama ini untuk belanja pipa melekat di Dinas PUPR, ini membuat kami kesulitan mengatasi soal gangguan jaringan. Kadang yang gangguan kritis baru kami taktisi atasi menggunakan dana operasional," keluhnya.

Menurut Plt Direktur PDAM, anggaran seperti itu seharusnya melekat di PDAM sehingga ketika terjadi gangguan jaringan dapat diatasi langsung, tidak menunggu diajukan permintaan ke Dinas PUPR, sehingga pelayanan air bersih sebagai kebutuhan dasar dapat maksimal.

"Anggaran untuk pengadaan pipa tidak ada di PDAM, adanya di Dinas PUPR. Kalau ada di PDAM sudah lama pipa yang di RT03 Desa Daruba kami ganti. Semoga tahun depan, anggarannya melekat di PDAM sehingga segala kendala langsung di atasi. Selain itu, biaya operasionalnya harus dipantaskan bila ingin pelayanan di masyarakat maksimal. Ini operasionalnya minim jadi semua serba di taktisi," Ucapnya. 

Editor: Redaksi