Kepercayaan Dunia, Indonesia Dipilih Tuan Rumah AIS Forum dan WWF Berlangsung di Bali

,
Media Briefing dari Kominfo terkait Penyelenggaraan AIS Forum dan WWF, Rabu (09/08/2023) berlangsung di BDNCC, Badung, Bali. Foto/Budiarta Gumpalannews.com

Gumpalannews.com, DENPASAR - Dua agenda bertaraf Internasional dipastikan dihelat di Pulau Dewata, Bali. Indonesia dipilih sebagai tuan rumah pada agenda yang berlangsung bulan Oktober tahun 2023 dan bulan Mei tahun 2024 mendatang. 

Konferensi Tingkat Tinggi tersebut yaitu Archipelagic and Island States (AIS) Forum yang bakal digelar Oktober 2023, dan World Water Forum yang akan berlangsung pada 18-24 Mei 2024. 

Informasi ini diperoleh saat Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Usman Kansong menggelar Media Breafing di BDNCC, Rabu (09/08/2023). 

Usman Kansong mengatakan, Kominfo bertugas melaksanakan komunikasi publik. Konkritnya yaitu memfasilitasi media dan membuat Media Center berikut dengan fasilitasnya. 

Pasalnya, pentingnya peran media dalam menyampaikan informasi. Mengingat perhelatan ini bertaraf internasional. Betapapun besar acara kalau tanpa media sebagai penyebar informasi tidak akan tersampaikan kepada masyarakat.

"Pada IAS Forum akan melibatkan 1000 waratawan dan WWF akan melibatkan 2000 wartawan lokal, nasional maupun internasional karena ini agenda besar bertaraf knternasional," ungkap Usman usai konferensi pers. 

Dikatakan, dipilihnya Indonesia sebagai tuan rumah perhelatan dua agenda bertaraf internasional ini, sebagai bentuk kepercayaan dunia dalam kepemimpinan atau leadership setelah sukses digelar G20 di Bali, ASEAN Summit di Laboan Bajo maupun Jakarta. 

Dengan dihelatnya dua KTT di Bali, maka Bali akan diuntungkan akan kedatangan ribuan delegasi maupun wartawan baik nasional maupun internasional. 

Ini akan menguntungkan perekonomian Bali karena akan ada perputaran uang baik dari penyelenggaraan, hospitality, oleh-oleh maupun yang lainnya. 

Usman berharap akan ada manfaat konkrit bagi Bali khususnya, dan Indonesia pada umumnya dari dua agenda besar baik AIS Forum maupun WWF. 

Bagi Bali, dengan diadakannya WWF maka akan dibangun museum air di Bali, dan untuk AIS Forum akan bermanfaat karena akan konsen terhadap sampah laut, mengingat Indonesia pemyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia setelah Cina. 

"Berdasarkan survei tahun 2015 2,5 juta matrik ton sampah plastik laut dan hingga saat ini survei belum berubah. Di Bali juga banyak kegiatan dan aksi pembersihan pantai seperti di Kuta, itu nanti kita akan bisa jadikan contoh bagi dunia seperti sistem perairan sistem Subak," terangnya. 

Tak kalah menarik, para delegasi dari 51 negara juga akan diagendakan untuk meninjau ke Jatiliwih, selain meninjau DTW juga akan ada Museum Air yang akan segera dibangun. 

Dalam kesempatan sama, Staf Ahli PUPR Bidang Ekonomi dan Investasi Dadang Rukmana mengatakan, dalam WWF nanti akan membahas berbagai isu stratergis tentang air dan menyerap masukan, ide dan gagasan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan dan mitigasi bencana. 

WWF ke-10 menyediakan wadah penting bagi semua pemangku kepentingan di sektor air dalam skala global, yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Hal ini merupakan tonggak besar kontribusi Indonesia terhadap upaya masyarakat global dalam mengelola sumber daya air secara berkelanjutan.

"WWF ini dihadiri dari 174 negara. Forum ini akan membahas permasalahan-permasalahan terkait perairan secara global, mitigasi bencana maupun menyerap ide dan gagasan untuk mengatasi permasalahan yang ada," pungkasnya. (*)

Editor: Im Dalisah