Gumpalannews.com, JAKARTA – Industri hulu minyak dan gas (migas) Indonesia kembali bergeliat. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menggelar CEO Forum 2024 dengan tema "Boosting Investment for Massive Exploration & Future Growth in Indonesia Upstream Oil and Gas" pada Sabtu (3/2/2024) di Bogor. Ini menjadi sinyal kuat untuk meningkatkan investasi dan eksplorasi di sektor strategis ini.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, menegaskan momentum positif harus diraih. Capaian investasi hulu migas pada 2023 menembus US$ 13,7 miliar, angka tertinggi dalam 7 tahun terakhir.
"Tren positif ini harus dipertahankan dan ditingkatkan di 2024. Kami berharap KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) menunjukkan komitmennya dalam melaksanakan program kerja dan anggaran (WP&B) 2024 dengan pendekatan yang agresif, efisien, dan sesuai jadwal," ujar Dwi dalam keterangan pers yang diterima Bahas id.
Forum ini juga menjadi ajang SKK Migas dan KKKS bersepakat menghadapi tantangan dan merancang strategi. Penandatanganan kesepakatan komitmen pelaksanaan WP&B 2024 menjadi bukti nyata tekad bersama.
Fokus: Eksplorasi dan Pengembangan
SKK Migas menargetkan peningkatan aktivitas eksplorasi. Pada 2023, pengeboran eksplorasi mencapai 38 sumur, jumlah terbanyak sejak 2017. Di 2024, targetnya melonjak menjadi 48 sumur. Penemuan besar di Geng North dan Layaran menjadi bukti potensi Indonesia.
“Kita berhasil kembali ke dalam peta industri hulu migas global, melalui 2 penemuan besar di dunia yaitu Geng North dan Layaran. Ini adalah penemuan terbesar di Indonesia sejak penemuan Lapangan Abadi pada tahun 2000. Kita harus memaksimalkan momentum ini dengan mengeksplorasi lebih banyak peluang dan mengubahnya menjadi produksi yang akan bermanfaat bagi investor dan ekonomi Indonesia,” kata Dwi.
Tak hanya eksplorasi, pengembangan lapangan migas pun jadi sorotan. Dwi menekankan pentingnya menyelesaikan proyek mangkrak dan tepat waktu. SKK Migas berkomitmen memberikan dukungan penuh kepada KKKS dalam mengatasi tantangan ini.
Tantangan dan Solusi
Tantangan terbesar saat ini adalah dalam mencapai target produksi minyak saat ini ialah KKKS masih fokus dalam mempertahankan penurunan alamiah dari lapangan yang ada. Sedangkan untuk mengubah cadangan menjadi produksi juga terkendala oleh masalah POD mangkrak dan proyek yang tertunda.
“SKK Migas membutuhkan komitmen KKKS untuk melaksanakan POD dan menyelesaikan proyek tepat waktu. Sedangkan untuk gas, kami juga perlu mengatasi tantangan berupa keterlambatan proyek dan serapan yang dari pembeli,” ujarnya.***
Komentar