Harga Pertamax Naik, Beralih ke Pertalite Eceran

,
Harga Pertalite naik di SPBU, pengguna kendaraan roda empat membeli BBM eceran yang harganya belum mengalami kenaikan. Jum'at (01/09/2023). Foto/Dok Gumpalannews.com

Gumpalannews.com, TANGERANG - PT Pertamina resmi menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis non subsidi per satu Agustus 2023.

Harga Pertamak Turbo dibanderop sebesar Rp 14.400 per liter dari sebelumnya Rp 14.000 per liter. Harga Dexilite dibanderol Rp 13.950 per liter dari sebelumnya Rp 13.150 per liter.

Sedangkan kenaikan harga juga terjadi pada Pertamina Dex dijuap Rp 14. 350 per liter, dari awalnya Rp 13.550 per liter.

Kenaikan harga BBM terbaru, tentunya begitu dirasakan oleh warga Kabupaten Tangerang. Hal tersebut membuat warga beramai-ramai beralih ke Pertalite.

Uniknya, disaat warga berburu Pertalite yang harganya masih tetap Rp 10.000 per liter. Justru beberapa pengguna kendaraan roda empat, lebih memilih membeli Pertalite dipenjual BBM eceran di pinggir jalan.

"Antrinya panjang di SPBU untuk beli Pertalite, karena semua orang beralih ke Pertalite. Jadi saya beli Pertalite dipenjual eceran pinggir jalan," terang Agus Sanjaya, warga Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang, Jumat (01/09/2023).

Kata Agus, alasan dirinya membeli Pertalite eceran untuk kendaraan pribadi merk Inova bukan tanpa alasan. Harga BBM non subsidi yang naik, serta sulitnya dapat Pertalite di SPBU. Membuat dirinya membeli Pertalite eceran.

Lebih lanjut Agus yang berprofesi sebagai guru non ASN ini memaparkan, membeli Pertalite eceran yang hanya Rp 12.000 per liter, membuat dirinya lebih hemat sekitar Rp 2.000 per liternya jika harus membeli Pertamax.

"Cari Pertalite di SPBU susah, belum lagi harus antri. Mau tidak mau beli dieceran saja, tanpa harus antri panjang. Serta lebih murah jika dibandingkan Pertamax," tegas Agus, sambil tersenyum.

Ia berharap, pemerintah menurunkan harga BBM non subsidi, sehingga kondisi SPBU normal. 

"Mau beli BBM saja susah. Uang pas-pasan buat beli BBM, naik lagi sekarang. Tambah sengsara masyarakat," tutup Agus. (Mas)

Editor: Yono Hartono