GSMS: Terobosan Inovatif Pelestarian Seni Budaya di Kabupaten Pidie

Ratusan siswa dari jenjang SD hingga SMP tampil memukau dalam perhelatan Gelar Karya Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) tahun 2024. Acara yang berlangsung di gedung Pidie Convention Center (PCC), Senin, 14 Oktober 2024. Foto/Im Dalisah Gumpalannews.com

Gumpalannews.com, PIDIE - Ratusan siswa dari jenjang SD hingga SMP tampil memukau dalam perhelatan Gelar Karya Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) tahun 2024. Acara yang berlangsung di gedung Pidie Convention Center (PCC), Senin, 14 Oktober 2024, berlangsung selama satu hari penuh dan diramaikan 540 orang siswa dari sejumlah SD dan SMP di Kabupaten Pidie.

Para siswa yang telah berlatih selama kurang lebih 1 bulan itu menunjukkan bakat seni yang dimilikinya dengan menampilkan sejumlah aksi seperti seni drama, seni tari, baik kontemporer maupun kreasi, seni tutur, karya fotografi, musik garapan, rateb meuseukat, hikayat, dan lain-lain.

Penjabat Bupati Pidie, Drs. Samsul Azhar bersama pejabat daerah lainnya menyambut kedatangan Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbud RI, Irini Dewi Wanti, SS, M.Sp, dan sekaligus menyaksikan penampilan siswa menampilkan bakat seninya di Gedung PCC. Foto/Im Dalisah Gumpalannews.com

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pidie, Yusmadi, S.Pd, M.Pd, saat diwawancarai Media Gumpalannews.com menyebutkan GSMS merupakan sebuah gerakan seniman masuk sekolah yang difasilitasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI. Para pelaku seni melakukan berbagai kegiatan seni, termasuk mengajari siswa dan siswi di 23 sekolah, baik SD dan SMP di Kabupaten Pidie.

"Kegiatan ini dilakukan diluar jam tatap muka siswa, jadi tidak terpengaruh dengan waktu belajar mereka. Seniman yang terlibat hadir di sekolah saat sore hari. Mirip kegiatan ekstrakurikuler," terang Yusmadi.

540 siswa-siswi SD dan SMP di Kabupaten Pidie, ambil bagian dalam acara Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) tahun 2024. Mereka diberikan kesempatan untuk menampilkan karya-karya seni mereka yang disaksikan langsung oleh Pj Bupati Pidie dan Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbud RI, Irini Dewi Wanti, SS, M.Sp. Foto/Im Dalisah Gumpalannews.com

Yusmadi melanjutkan, seniman yang dilibatkan mendapat mandat untuk melatih berbagai seni dan budaya daerah yang hampir punah. Mereka diharapkan dapat mentransfer ilmu dan pengalaman yang dimilikinya agar warisan seni dan budaya daerah dari para leluhur dapat terjaga dengan baik dan tidak tergerus oleh arus globalisasi.

"Jadi, apa yang ditampilkan para siswa hari ini merupakan hasil dari proses pembelajaran yang mereka dapat dari seniman yang masuk ke sekolah mereka," ungkap Yusmadi.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pidie ini menambahkan kegiatan GSMS merupakan sebuah terobosan yang cukup baik dan inovatif dari Kementerian Pendidikan. Selain mampu secara kognitif, program ini juga mengasah bakat minat yang dimiliki siswa, apalagi dikembangkan sesuai dengan tradisi dan budaya daerah.

"Kemajuan zaman yang semakin berkembang akan menjadi potensi punahnya seni dan kebudayaan suatu daerah. Kegiatan GSMS menjadi salah satu jalan agar ini tidak terjadi. Mereka butuh panggung, mereka butuh media. Kita berharap ada bakat minat di bidang seni yang tersalurkan melalui acara seperti ini," kata Yusmadi.

Oleh karena itu, kata Yusmadi, pihaknya sangat berharap program GSMS ini dapat terus dilanjutkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI agar seni budaya daerah dapat dilestarikan.

"Kita berharap pihak kementerian pendidikan dapat terus membantu dan memfasilitasi para seniman sehingga program GSMS ini tidak berhenti disini," harap Yusmadi.

Sementara itu, Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbud RI, Irini Dewi Wanti, SS, M.Sp, mengatakan pementasan GSMS merupakan hasil dari proses latihan dan transfer pengetahuan dari seniman ke anak sekolah. Hal ini adalah upaya belajar kesenian yang sesungguhnya dengan orang-orang yang memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman tentang kesenian.

"Jadi pelajar benar-benar mendapatkan hak untuk belajar kesenian dari orang-orang yang paham tentang kesenian itu sendiri dan mengajarkan kepada anak sekolah sehingga mereka bisa berekspresi seperti seni rupa, tari, fotografi, teater, dan lain-lain," kata Irini.

Ia juga menerangkan, Pemda semakin menunjukkan peran sertanya dengan mendukung kegiatan GSMS. Hal ini bisa dimaklumi mengingat output GSMS yang sangat bermanfaat bagi para seniman dan sebagai upaya pelestarian budaya daerah.

"Para seniman di daerah terberdayakan dan memiliki wadah untuk berkreatifitas dan mempunyai ruang berekspresi. Anak-anak sendiri pasti senang. Ini suatu pelajaran yang menyenangkan di sekolah, dan bukan tidak mungkin hasil dari pelatihan ini akan membawa mereka mengharumkan nama Pidie di ajang nasional, bahkan internasional," jelas Irini

Secara khusus, ia juga mengapresiasi karya seni yang ditampilkan siswa-siswi pada Gelar Karya GSMS ini. Menurutnya, siswa dan siswi yang mengikuti acara ini telah tampil dengan maksimal.

"Anak-anak Pidie ini luar biasa. Misalnya Tari Likok Pulo yang biasanya saya lihat dibawakan orang dewasa, tapi saya lihat tadi anak-anak bagus kok, rapi tariannya. Anak-anak juga mampu menarasikan suatu karya seni dengan baik. Ini kan luar biasa. Kalau ke depannya diasah terus, akan menjadi suatu potensi bagi daerah dalam menjaga warisan budaya dari para leluhur," demikian Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbud RI, Irini Dewi Wanti, SS, M.Sp.

Para pelaku seni di Kabupaten Pidie menyambut baik program program prioritas Kementrian Pendidikan ini. Ungkapan apresiasi itu disampaikan salah satu seniman seni tutur yang ada di Kabupaten Pidie, Muzakkir Usman alias Muzuz G Payong. Ia mengaku ditugaskan mengajar seni tutur untuk siswa SDN Glumpang Minyeuk, Pidie. 

"GSMS cukup baik, karena dengan hadirnya seniman di sekolah para siswa mengetahui tentang seni budaya dan tradisi yang ada di Aceh," kata Muzuz.

Dikatakan Muzuz GSMS ini telah berhasil mengedukasi para siswa tentang pentingnya melestarikan seni budaya daerah. Ia pun mencontohkan tentang seni tutur Seumapa. 

Awalnya, banyak pelajar yang tidak mengetahui tentang Seumapa. Namun, setelah ia perkenalkan, para siswa yang diajarinya baru memahami bahwa seni Seumapa merupakan peninggalan para leluhur yang harus dilestarikan.

Ia pun berharap dan menggantungkan asa kepada pemerintah, baik pusat dan daerah, untuk melanjutkan serta menambah jumlah sekolah pada kegiatan GSMS.

"Harapan saya kepada pemerintah, untuk tahun depan jangan hanya 23 sekolah saja, tapi tolong tambah dan perluas jumlah sekolah. Kalau bisa seluruh sekolah di kabupaten Pidie ini ada seniman yang masuk sekolah, untuk kita perkenalkan kepada anak-anak kita berapa kayanya seni budaya daerah kita," ujar Muzuz bersemangat.

Harapan yang lain disampaikan Sariyulis, seorang siswa SMP 2 Pekan Baro, Pidie. Pelajar yang duduk dibangku kelas 3 ini mengaku akan menampilkan Rapai Grimpheng, sebuah seni tari yang memadukan antara keselarasan gerakan kepala dan tangan dengan bunyian alat musik Rapai yang menyertainya.

"Jujur, ini kali pertama saya ikut, dan senang sekali mengikuti acara ini. Program semacam ini harus dipertahankan dan dilanjutkan, sehingga ada generasi penerus yang mempertahankan budaya lokal," ucap Yulis.

Editor: T Rahmat Hidayat