GSMS Pidie Jaya, Sinergi Pendidikan dan Seni untuk Melestarikan Budaya Lokal
Gumpalanews.com, PIDIE JAYA - Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya menilai kehadiran Program Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) yang diinisiasi oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) telah membawa dampak yang sangat besar untuk pengembangan kebudayaan di Kabupaten Pidie Jaya.
Hal tersebut disampaikan Pj. Bupati Pidie Jaya melalui Pj Sekretaris Daerah (Sekda) Pidie Jaya, Bahron Bakti, ST, MT pada acara Pementasan GSMS Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2024 di Gedung Chiek Pante Geulima, Selasa, 15 Oktober 2024.
"Dengan adanya program GSMS ini siswa tidak hanya diajak untuk mempelajari seni secara teori, tetapi juga diberikan ruang untuk mengekspresikan kreativitas mereka melalui pementasan dan pameran yang dilaksanakan pada hari ini," ujar Bahron Bakti.
"Kami berharap dengan hadirnya program GSMS ini dapat meningkatkan prestasi Pidie Jaya di bidang seni dimasa yang akan datang," tambah dia.
Ditengah arus globalisasi, lanjut Pj Sekda Pidie Jaya, banyak kesenian tradisional dan budaya lokal yang mulai tergerus. Dengan mengajarkan kesenian tradisional kepada siswa tingkat Sekolah Dasar (SD) dan tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), Bahron optimis akan dapat dapat membantu untuk memastikan bahwa seni dan budaya Pidie Jaya tetap hidup dan dilestarikan dari generasi ke generasi.
"Melihat dampak positif yang telah dicapai, Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya mengharapkan kerja sama ini dapat terus berlanjut sehingga bisa menjangkau lebih banyak sekolah dan lebih dikembangkan dimasa yang akan datang," kata Bahron.
Sementara itu, Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbud RI,
Irini Dewi Wanti, SS, M.Sp, kurangnya tenaga pengajar seni yang kompeten di sekolah-sekolah menjadi sebuah tantangan tersendiri sehingga materi pendidikan kesenian yang diterima siswa menjadi tidak optimal.
"Salah satu tantangan terbesar adalah banyak sekolah yang tidak memiliki guru seni dengan latar belakang atau pengalaman yang cukup di bidang ini. Untuk mengatasi hal tersebut, kami berinisiatif melibatkan seniman lokal untuk langsung mengajar siswa di sekolah," ujar Irini.
Irini juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya dalam menyukseskan program ini. Sinergi yang telah terjalin baik diharapkan terus berlanjut untuk memastikan keberlanjutan GSMS di masa mendatang.
"Kami berharap sinergi ini tetap berjalan, karena GSMS bukan hanya bermanfaat bagi siswa, tetapi juga menjadi tolak ukur penting bagi Kementerian dalam memajukan seni dan budaya di daerah. Kami juga berharap karya seni dari siswa-siswa di Kabupaten Pidie Jaya akan semakin baik dan bisa mengharumkan nama daerah di kancah nasional maupun internasional," tambah Irini.
Sementara itu, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pidie Jaya melalui Kabid Kebudayaan, Marzuan, S.Pd menerangkan program GSMS Kabupaten Pidie Jaya melibatkan 23 sekolah, 23 seniman, 23 asisten seniman, dan 450 peserta didik.
"Partisipasi ini memberikan kontribusi signifikan dalam upaya pelestarian dan pengembangan seni budaya melalui berbagai bentuk kesenian, termasuk Rateb Meuseukat, Zikir Maulid, Kaligrafi Kontemporer, Seudati, Rapa'i Geleng, serta berbagai tarian kreasi baru, musik garapan, seni lukis, dan seni kriya," jelas Marzuan.
Marzuan melanjutkan, selain dukungan dari Kementerian, pihaknya juga melaksanakan kegiatan GSMS di 20 sekolah yang melibatkan 20 seniman, 20 asisten seniman. serta 400 peserta didik. Berbagai jenis kesenian daerah seperti Meurukon, Ratoh Jaroe. Tarek Pukat, Likok Pulo, Zikir Maulid, Musik Rebana, Seni Rupa Kaligrafi, Kriya Kayu, Kriya Anyam, hingga Seni Grafis Media Cetak Sablon turut menjadi bagian dari pendidikan seni ini.
"Dengan demikian, kegiatan ini tidak hanya meningkatkan keterampilan teknis siswa dalam berkesenian, tetapi juga mengintegrasikan nilai-nilai budaya Aceh dalam kehidupan sehari-hari, yang pada akhirnya memperkaya pemahaman dan apresiasi terhadap budaya lokal dan nasional," tutur Marzuan.
Program GSMS memiliki peran sangat penting dalam menjaga dan mengembangkan seni budaya Aceh. Dengan melibatkan para seniman secara langsung dalam pendidikan. program ini membantu generasi muda untuk lebih memahami dan menghargai kekayaan budayanya sendiri.
"Di era globalisasi ini penting bagi kita untuk mempertahankan identitas budaya dengan mengajarkan seni tradisional kepada generasi muda, sekaligus membuka ruang bagi inovasi kreatif yang akan membawa seni dan budaya Aceh, khususnya Pidie Jaya, ke panggung dunia," sebut dia.
Melihat dampak positif yang telah dicapai, pihaknya berharap Gerakan Seniman Masuk Sekolah terus berlanjut di Kabupaten Pidie Jaya.
"Dengan semakin banyaknya sekolah yang terlibat, GSMS diharapkan dapat menjangkau lebih banyak siswa, termasuk di daerah-daerah terpencil yang mungkin belum sepenuhnya mendapatkan akses terhadap pendidikan seni," harap Marzuan.
Pada akhir seremonial pembukaan, Irini Dewi Wanti, SS, M.Sp bersama sejumlah pejabat terkait berkesempatan mengunjungi beberapa stand yang memamerkan hasil karya seni para siswa. Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbud RI ini terlihat begitu antusias menyaksikan karya seni yang dihasilkan para pelajar.
"Wah, ini bagus sekali," tutur Irini kagum saat melihat sebuah suvenir berupa gantungan kunci yang terbuat dari batok kelapa. Ia pun terlihat senang ketika menerima gantungan kunci tersebut dari sang seniman yang mengajari karya seni ini ke siswa.
Seperti yang diketahui, GSMS merupakan sebuah gerakan seniman masuk sekolah yang difasilitasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI yang bekerjasama dengan Dinas Pendidikan daerah. Program ini merupakan sebuah terobosan yang sangat inovatif, dan berhasil mengkolaborasikan keterlibatan seniman dengan pendidikan formal. Dari program ini diharapkan dapat menjaga kelestarian seni budaya dari para leluhur serta menjadi wadah bagi seniman untuk terus berkarya.
Editor: T Rahmat Hidayat