Dukung Indonesia Pengentasan Rabies, Australia Gelontor 400 Ribu Vaksin untuk Bali
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati menghadiri acara serahterima Vaksin Rabies Anjing oleh Pemerintah Australia, di Gedung Wiswa Sabha Utama, Kantor Gubernur Bali. Selasa (15/08/2023). Foto/Budiarta Gumpalannews.com

Gumpalannews.com, BALI- Upaya Pemerintah Provinsi Bali dalam menekan angka korban rabies di Pulau Dewata mendapat dukungan dari Pemerintah Australia. 

Australia berencana akan memberikan bantuan dosis vaksin rabies dalam dua tahap sebanyak 400 ribu vaksin. 

"Bantuan dari Australia itu rencananya akan dilakukan dalam dua tahap, yakni pada tahun 2023 sebanyak 200 ribu vaksin dan tahun 2024 sebanyak 200 ribu dosis vaksin," Jelas Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati menghadiri acara Serah Terima Vaksin Rabies Anjing oleh Pemerintah Australia, di Gedung Wiswa Sabha Utama. Selasa (15/08/2023). 

Konsul Jenderal Australia di Bali Anthea Griffin mengatakan, kerja sama di bidang kesehatan hewan antara Australia, dan Indonesia memang sudah lama terjalin dengan baik. "Australia sangat mendukung Indonesia dalam pengentasan Rabies," kata Anthea Griffin. 

Griffin mengatakan, bahwa Pemerintah Australia turut berduka cita atas kasus meninggal akibat rabies di Bali maupun di Indonesia. 

Untuk itu ia berharap, hibah 400 ribu vaksin rabies dari Australia dapat memaksimalkan Pemerintah Indonesia dalam menekan kasus rabies. 

"Khususnya Bali yang mendapat bantuan 200 ribu vaksin rabies tahun 2023 dan nanti 2024 akan mendapat bantuan kembali 200 ribu vaksin, dapat dimanfaatkan dan didistribusikan dengan baik ke masyarakat," Katanya.

Sementara Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Nuryani Zainuddin menyampaikan, Indonesia sebagai bagian dari negara di dunia dan penekanan kasus rabies sudah menjadi prioritas Nasional. 

Untuk itu, Bali salah satu dari beberapa daerah di Indonesia mendapat prioritas dalam pemberantasan wabah rabies. Untuk itu, ketersediaan vaksin rabies di Bali sebanyak 680 ribu dinilai sudah sangat cukup dalam menekan wabah rabies. 

Dalam kesempatan tersebut, dilakukan Serah terima vaksin dari Pemerintah Australia kepada Pemerintah Indonesia sebanyak 400 ribu vaksin, serah terima vaksin dari Kementerian Pertanian kepada Pemerintah Provinsi Bali yang diterima oleh Wakil Gubernur Bali sebanyak 200 ribu vaksin.

Serta serahterima surat penghargaan untuk pengendalian rabies kepada Gubernur Bali dan Pejabat Bupati Buleleng. Penyerahan tersebut juga disaksikan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Kepala BPBD Provinsi Bali serta undangan terkait lainnya

Sementara Wakil Gubernur Bali, Cok Ace menyampaikan rasa terima kasih dan bahagia atas bantuan vaksin rabies yang diberikan oleh Departemen Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Australia (DAFF) melalui Badan Organisasi Dunia bagi Kesehatan Hewan (WOAH).

Sampai saat ini, menurut Cok Ace Pulau Bali masih menjadi perhatian dan fokus bagi banyak pihak mengingat statusnya yang masih belum bebas kembali dari penyakit rabies. 

Hal ini terbukti dari bermacam komponen pengendalian penyakit yang terus dilakukan dari berbagai pihak dengan tujuan yang sama, yaitu menghentikan perputaran dan penyebaran virus rabies sehingga tidak lagi ada kasus baik pada manusia maupun hewan.

Dalam pengendalian rabies, dikenal istilah HPR yaitu Hewan Penular Rabies. HPR utama yang kita kenal adalah anjing, dimana banyak pihak yang selalu menyalahkan anjing sebagai penyebab rabies hingga penyebab kematian bagi korbannya. 

"Hal ini harus dapat kita luruskan bersama bahwa anjing juga merupakan korban rabies, sedangkan ‘biang’ dari rabies sebenarnya adalah virus rabies," terang Wagub Bali.

Berbagai upaya dan strategi telah dilakukan dalam percepatan pemberantasan rabies di seluruh Kabupaten/Kota se-Bali antara lain, KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) atau Sosialisasi, Vaksinasi (Vaksinasi Massal, Emerging Vaksinasi, Sweeping/Penyisiran), Eliminasi/Eutanasia, Pengawasan lalu lintas HPR, Surveilans dan kontrol populasi.

"Namun sampai saat ini belum dapat dibebaskan dari Pulau Bali. Keenam strategi tersebut berjalan secara utuh dan simultan serta berkesinambungan," jelasnya.

 Dia mengatakan, pada tahun 2023 pemerintah Provinsi Bali mengalokasikan 480.000 dosis vaksin rabies. Total Cakupan Vaksinasi rabies pada HPR di Provinsi Bali sampai hari ini telah mencapai 70 persen dan sesuai dengan komitmen bersama bahwa tahun 2024 tidak ada lagi timbul korban jiwa akibat Rabies.

 Saat ini kata dia, juga telah dibentuk Tim Siaga Rabies (TISIRA) di 4 (empat) Kabupaten di Provinsi Bali yaitu di Kabupaten Buleleng sebanyak 147 Desa dan 1 (satu) Kelurahan, Kabupaten Jembrana sebanyak 18 Desa, Kabupaten Karangasem sebanyak 41 Desa, Kabupaten Badung sebanyak 1 (satu) Desa. 

Pembentukan TISIRA merupakan hasil kerjasama antara Pemerintah Provinsi Bali dengan Australia Indonesia Health Security Partnership (AIHSP) untuk mendukung upaya percepatan pemberantasan rabies di Provinsi Bali.

 “Besar harapan saya bahwa kerja keras kita akan mendapatkan hasil sesuai yang kita harapkan. Kita kembalikan kenyamanan dan keamanan Pulau Bali dari ancaman penyakit rabies. Masyarakat hidup nyaman, wisatawan semakin banyak dan dapat menikmati liburannya serta ekonomi meningkat. Selain itu dapat menjaga keseimbangan dan keharmonisan alam Bali sekaligus terwujudnya “krama” Bali yang sejahtera lahir dan batin sesuai dengan visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali, melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru,” ucapnya. 


Editor:

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Loading...

Berita Terkini