Catat Nol Kasus Pada PMK, Ini Upaya yang Dilakukan Dinas Peternakan Aceh
Kadis Peternakan Aceh Zalsufran saat melakukan Biosecuriti dan penyemprotan disinfektan di salah satu peternakan di Aceh besar. Kamis (06/10/2022). Foto: Im Dalisah/gumpalannews.com

Gumpalannews.com, Banda Aceh - Satgas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Nasional diketahui mengapresiasi penanganan PMK yang selama ini dilakukan di Aceh, sehingga Aceh mampu mencatatkan status zero case atau nol kasus PMK.

Hal tersebut terungkap dalam pertemuan rapat koordinasi Monev penanganan PMK yang digelar di Banda Aceh, Selasa, 4 Oktober 2022.

“Dalam rapat koordinasi itu, Ibu Tety Saragih dari Satgas Nasional, dalam Rapat Koordinasi Monev penanganan PMK bersama Pak Sekda mengapresiasi keberhasilan Aceh dalam melakukan upaya-upaya penanganan PMK, sehingga Aceh saat ini mampu mencatatkan zero case PMK,” ujar Kadis Peternakan Aceh, Zalsufran, kepada Gumpalannews.com. Kamis, 6 Oktober 2022.

Kepada media ini, Zalsufran menceritakan capaian tersebut tidak lepas dari komitmen pemimpin yang ada di Aceh, termasuk seluruh tim yang terlibat dalam Satgas PMK Aceh.

"Tim ini terdiri dari Sekda sebagai ketua, Ketua I bapak Wakapolda, Kasdam sebagai Wakil ketua II, BPBA dan dinas-dinas terkait. Kami juga melibatkan kampus, serta lembaga profesi seperti Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI), Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI), Asosiasi Obat-obatan, dan tentunya masyarakat sebagai penerima manfaat. Seluruh stakeholder terkait bekerja dengan serius. Kekompakan yang terbangun begitu hebat. Saya pikir ini kunci dari kesuksesan ini," Jelas Zalsufran.

Lebih lanjut Kadis Peternakan itu menjelaskan, pihaknya telah menangani total 47 ribu kasus, dan dalam dua bulan setengah terakhir menunjukkan tren penurunan yang sangat positif.

"Hari ini adalah hari keempat kita mendapati zero chase (0 kasus). Mudah-mudahan ini terus bisa bertahan, namun kita tetap melakukan pengawasan yang ketat. Kita tidak boleh lalai dan abai. Walaupun sudah sembuh secara klinis, tapi masih menyimpan virus. Pokoknya gak boleh berhenti, dan tetap waspada, perbatasan juga harus dijaga dengan baik," terang Zalsufran.

Pihaknya berkomitmen untuk mempertahankan capaian positif ini dengan tetap melakukan vaksinasi hingga terbentuknya herd community. Dinas Peternakan Aceh menargetkan minimal 80% dari total populasi (500 ribu) ternak mendapat vaksinasi.

"Memang ini tidak mudah, karena peternakan kita bukan tipe peternakan intensif. Jadi rata-rata peternak melepas ternaknya begitu saja, kapan-kapan perlu baru dicari. Ini agak menyulitkan dalam vaksinasi karena harus mengumpulkan ternaknya terlebih dahulu," kata Zalsufran.

"Tapi semangat vaksinator dan dokter hewan di daerah itu luar biasa. Mereka lah ujung tombak kita saat ini," tambah Zalsufran mengapresiasi petugas lapangan sekaligus menutup keterangannya.

Laporan : Im Dalisah

Editor : Im Dalisah


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Loading...

Berita Terkini