Banjir Bandang di Bali, BMKG: Rekor Baru Cuaca Ekstrim
Kordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Bali I Nyoman Gede Wiryajaya saat menyampaikan keterangan pers terkait banjir bandang di Bali. (Foto:Budiarta). Jum'at (21/10/2022). Foto/Budiarta gumpalannews.com

Gumpalannews.com, DENPASAR -Bencana banjir bandang yang melanda Pulau Dewata belakangan ini yang memakan korban jiwa, kerugian material, jalan jebol bahkan akses jalur Denpasar-Gilimanuk sempat tertutup akibat banjir dan cuaca ekstrim sesuai dengan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika bahwa akan terjadi cuaca ekstrim di Bali.

Kordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Bali I Nyoman Gede Wiryajaya, Jumat (21/10) menegaskan, bahwa BMKG sudah merilis prakiraan cuaca hujan yang bakal terjadi pada bulan Maret dan September yaitu musim penghujan. "Dari awal memprediksi bahwa Indonesia secara umum dan Bali pada khusunya bakal terjadi fenomena La Nina. Bukan di Indonesia saja, bahkan dunia," sebut Wiryajaya saat memberikan keterangan pers di Kubu Kopi, Jalan Hayam Wuruk, Denpasar. Jum'at (21/10/2022).

Dalam prakiraan yang disampaikan dari pusat juga sama, bahkan BMKG Bali mengkrucutkan untuk di wilayah Bali cuaca ekstrim bakal terjadi pada tanggal 16 hingga 21 Oktober. Dari prakiraan ini diteruskan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BMKG) bahwa akan terjadi cuaca ekstrim di Bali.

"Artinya secara akurasi prakiraan yang dikeluarkan BMKG dapat dipercaya, bahkan akurasinya tinggi. Selain itu kerja sama dengan institusi lainnya seperti BPBD juga sudah disampaikan hingga ke BPBD kabupaten/kota di Bali," bebernya.

Wiryajaya menerangkan, bahwa kalau hujan lebat dalam 24 jam mencapai 50 -100 mm, kalau hujan sanagt lebat mencapai 100-150 mm, sementara hujan iklim lebih dari 150 mm, dan yang terjadi pada hujan kemarin (saat banjir red,) mencapai 344 mm merupakan rekor baru di Bali dengan cuaca ekstrim sepanjang beberapa tahun terakhir.

"Curah hujan rata-rata yang terjadi di Bali kemarin diatas 150, jadi sangat ekstrim seperti yang terjadi di Mendoyo, Tegal Cangkring, Yehembang, Penyaringan," terangnya.

Kata Wiryajaya, fenomena La Nina akan berlangsung pada Desember hingga Februari 2023 mendatang.
Hujan lebat yang ekstreme terjadi di 22 titik 150-344 mm dalam sehari ini merupakan rekor baru.

Laporan : Budiarta


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Loading...

Berita Terkini