Gumpalannews.com, Bali - Setelah dihantam badai pandemi selama tiga tahun dan melandainya penyebaran Covid-19 di Pulau Dewata berdampak pada perekonomian Bali berangsur-angsur pulih dan mampu tumbuh positif sebesar 8,09% (yoy) pada triwulan III-2022 atau lebih tinggi daripada triwulan sebelumnya yang mencapai 3,05% (yoy).
Pertumbuhan Bali pada triwulan III-2022 tersebut menjadikan Bali dalam kelompok tiga besar provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi se-Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho saat menyelenggarakan pelatihan onboarding UMKM dengan tema “Akselerasi UMKM 4.0: Transformasi Digital UMKM Bali”, Rabu (18/1/2023).
Kegiatan ini merupakan kolaborasi Bank Indonesia bersama dengan Kementerian Koperasi dan UKM, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Pemerintah Provinsi Bali, Inaproduct dan Tokopedia. Acara ini dihadiri oleh 134 UMKM secara luring dan 156 UMKM secara daring.
Acara yang dipusatkan di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali ini dihadiri oleh Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Kepala OJK Regional 8 Bali Nusra, Direktur Inaproduct, dan Kepala Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Tokopedia.
Pertumbuhan ekonomi Bali tersebut didorong kinerja lapangan usaha yang berkaitan dengan pariwisata seiring meningkatnya kunjungan wisatawan domestik serta mancanegara. Trisno menambahkan, UMKM juga memiliki peran strategis dalam percepatan pemulihan ekonomi nasional.
Kata dia, menurut data BPS, pada tahun 2022, UMKM menyumbang 58,6 persen dari PDB Indonesia dan menyerap 97,6 juta atau 90 persen tenaga kerja di Indonesia.
Adanya pandemi Covid-19 telah mendorong perubahan model bisnis UMKM serta pola belanja masyarakat dari yang semula offline menjadi online.
Peluang baru tersebut hanya dapat dinikmati oleh UMKM yang terus memiliki semangat untuk bertransformasi digital dan berinovasi untuk meningkatkan daya saing usaha dan produknya.
"Bank Indonesia terus mendorong transformasi digital UMKM untuk meningkatkan akses pemasaran secara digital melalui program onboarding UMKM termasuk adaptasi penggunaan kanal pembayaran dengan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard)," terang Trisno Nugroho.
Lebih jauh Trisno Nugroho mengungkapkan, Bank Indonesia Provinsi Bali aktif mendorong penggunaan QRIS baik dari sisi merchant maupun pengguna di berbagai sektor meliputi pasar tradisional, pusat perbelanjaan, minimarket, universitas, destinasi wisata, hotel dan restoran.
Berdasarkan capaian, Provinsi Bali juga masuk sepuluh besar provinsi dengan jumlah merchant dan pengguna terbanyak se-Indonesia.
Oleh sebab itu, UMKM Bali diharapkan segera beradaptasi dengan penggunaan kanal pembayaran non tunai seperti QRIS, mobile banking dan internet banking agar transaksi menjadi cashless sehingga lebih cepat, mudah, aman dan dapat dilakukan kapan dan dimana saja.
Sementara Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM RI, Siti Azizah menyampaikan, Indonesia adalah negara dengan potensi ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara dengan nilai ekonomi digital Indonesia mencapai US$77 miliar per Desember 2022. Namun, tantangan utama transformasi digital UMKM adalah literasi digital di Indonesia yang masih tergolong rendah.
Kata Azizah, berdasarkan hasil survei World Digital Competitiveness menyatakan, Indonesia masih berada di peringkat 53 dari 63 negara. Oleh sebab itu, diperlukan dukungan, kerja sama dan kolaborasi berbagai stakeholder dalam mewujudkan percepatan pembangunan ekosistem ekonomi digital di Indonesia.
Lebih lanjut, Azizah mengapresiasi kolaborasi yang dilakukan ini untuk bersama-sama mendukung pencapaian target pemerintah mewujudkan 30 juta UMKM “go digital” pada tahun 2024.
"Kegiatan ini bermanfaat bagi pelaku UMKM agar dapat memperluas pasar, memperkenalkan merek dan meningkatkan penjualan melalui media digital yang mudah diakses," tutup Azizah.
Dalam kesempatan sama, Kepala OJK Regional 8 Balinusra, Giri Tribroto, menyampaikan, pada bulan November 2022, pertumbuhan kredit perbankan Bali kepada UMKM mencapai 10,30 persen (yoy) dengan porsi kredit sebanyak 52,21 persen dari total kredit yang disalurkan sebesar Rp 98,54 triliun.
Giri menambahkan, UMKM memiliki peran yang sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi karena UMKM terbukti tangguh dan dapat pulih dengan cepat serta menjadi buffer dan motor penggerak perekonomian Indonesia.
Oleh sebab itu, UMKM perlu didukung dari segala aspek untuk naik kelas antara lain melalui pemahaman mengenai cara mengelola keuangan, mengidentifikasi produk atau jasa keuangan yang tepat, serta memfasilitasi akses permodalan melalui Kredit usaha Rakyat (KUR) dan Ultra Mikro. (*)
Komentar