Arabiyani di Mata Teman dan Sahabat

Iyak saat berangkat menuju Jakarta untuk menjalani pengobatan pengobatan terhadap penyakit yang dideritanya. Foto: Facebook Kautsar.

Gumpalannews.com I Banda Aceh - Kepulangan Arabiyani Abubakar alias Iyak membuat sejumlah kolega dan sahabatnya, khususnya eks aktifis 98 dan aktifis perempuan, terhenyak. Tak sedikit diantara mereka yang terkejut sekaligus tak percaya mendengar berita meninggalnya Iyak.

Seperti yang telah diketahui, Iyak meninggal dunia kemarin, Sabtu, 4 Februari 2023 dini hari di RS Dharmais Jakarta.

Selain advokat, almarhumah Iyak juga dikenal sebagai eks aktifis perempuan yang kerap bersuara kritis menolak darurat militer saat konflik mendera Aceh.

Salah satunya Raihana Diani. Perempuan yang pernah memimpin Organisasi Perempuan Aceh Demokratik (ORPAD) ini menceritakan Iyak dikenal sebagai pribadi yang ceria, pintar dan tangguh. 

"Almarhumah suka bercanda," ucap Raihan lirih.

Raihan melanjutkan, pernah bersama dalam satu organisasi (SMuR dan ORPAD), banyak momentum tak terlupakan yang terjadi kala bersama almarhumah. Salah satunya saat keduanya bersepakat menguji tingkat kejijikan.

"Pernah di satu organisasi dengan almarhumah, sering bercanda (maaf) meludah ke dalam makanan. Karena lapar ya tetap kita mau makan. Masa masa dua bungkus mie instant di makan berlima," kenang Raihan sembari tertawa.

Aktifis perempuan yang pernah merasakan dinginnya kamar jeruji besi ini kembali menyebutkan almarhumah sebagai wanita tangguh, seorang pejuang yang berjuang melawan penyakit yang menggerogoti tubuhnya.

"Kak Iya sudah tak sakit lagi sekarang. Lapang jalan mu kawan. Kami mengenang hal-hal baik dari mu. Insya Allah husnul khatimah," ucap Raihan. Suaranya tercekat.

"Di sana nanti, sampaikan salam kami untuk Ibu, Mudal, Joel berbie, Coy Mukhlis (dua nama terakhir merupakan aktifis SMuR yang hilang saat konflik Aceh) dan kawan kawan yang lain. Maafkan kami yang belum mampu berbuat banyak untuk kalian. Sampai jumpa lagi ya!," tambah Raihan.

Senada dengan Raihan, Mulyadi, eks aktifis SMuR mendeskripsikan Iyak sebagai seseorang yang egaliter (orang yang memandang semua orang dalam derajat yang sama) baik dalam fikiran maupun dalam tindakan. 

"Iyak selalu memperlakukan orang-orang dengan penuh rasa hormat dan mendengarkan orang-orang, tentunya di zaman era reformasi dulu agak sulit kita temukan aktivis yang cerdas tapi rendah hati, Iyak adalah salah satunya," terang laki-laki yang akrab disapa Imul ini.

Yang paling diingat oleh Imul, Iyak adalah seorang teman yang bisa mentolerir perbedaan.

"Iyak orang yang cenderung menghindari perbedaan secara frontal, selalu dia mampu melihat sisi baiknya dari setiap perbedaan," ucap komisioner KIP Lhokseumawe ini.